Bagaimana Saya Menurunkan Berat Badan 18 kg Tanpa Obat, Tanpa Sengsara dan Tetap Makan Enak? (Part 1)
Sejak berat badan saya turun lumayan banyak dan berhasil mempertahankannya terus, banyak teman, peserta training dan keluarga yang bertanya, bagaimana caranya, ikut program diet apa?
Nah karena bolak balik ditanya hal yang sama dan tidak ada jawaban singkat yang bisa diberikan, saya putuskan untuk menulis pengalaman saya tentang: bagaimana saya bisa menurunkan berat badan hingga 18 kg dari awal mulai, tanpa sengsara, tanpa obat dan tetap makan enak serta bertahan hingga sekarang.
Anda mau cara diet seperti itu? 🙂 Mau lah ya…
Saya berharap pengalaman pribadi saya ini bisa menginspirasi dan membantu Anda yang over weight untuk bisa menurunkan berat badan dengan cara yang lebih masuk akal dan menyenangkan. Lebih langsing, lebih sehat tapi tetap bisa enjoy food 🙂 Siapa yang gak mau he..he..
Saya menuliskan pengalaman saya ini dalam 3 seri artikel karena memang cukup panjang cerita pengalamannya. Tetapi sebelum mulai, tolong baca apa yang tertulis di box berwarna berikut ini.
DISCLAIMER
Saya bukan dokter gizi atau ahli kesehatan. Saya mempelajari metode menurunkan berat badan yang saya lakukan dari beberapa sumber buku yang ditulis oleh orang-orang yang sangat kredibel (nanti saya berikan beberapa sumber referensinya).
Saya praktekkan dan memberikan hasil buat saya. Jadi silakan pelajari dan bila cocok dan masuk akal bagi Anda, silakan dipraktekkan. Anda sepenuhnya bertanggung-jawab atas diri Anda sendiri.
Saya tidak bertanggung-jawab atas gangguan atau permasalahan kesehatan yang Anda alami saat melakukan apa yang saya jelaskan di artikel-artikel ini.
Asal Mula Kelebihan Berat Badan
Sejak kecil (SD) hingga berkeluarga dan punya anak, kelebihan berat badan adalah salah satu problem klasik yang saya miliki. Sampai-sampai saya percaya bahwa saya ini memang bawaan gemuk, jadi percuma untuk berupaya jadi lebih kurus/langsing.
Banyak problem kesehatan, perasaan minder, malu, tidak percaya diri dan masih banyak lagi yang disebabkan oleh problem over-weight yang saya alami ini, terutama saat masa kecil hingga remaja.
Sejak kecil saya sering di-bully teman-teman (bahkan oleh guru olahraga saya) karena gendut dan tidak bisa lari.Saya sering jadi target yang dikejar saat olahraga pasti, karena pasti kena, lah badannya lebar he..he..
Saya sering diejek, dijadikan bahan tertawaan, sampai ada nyanyian ejekan khusus untuk saya dan perlakuan negatif lain sebagainya.
Sebab utama saya over weight atau kelebihan berat badan adalah karena saya suka makan enak. Makan adalah sesuatu yang menyenangkan buat saya, seperti semacam hobi atau hiburan he..he..
Kayaknya gak ada orang gemuk yang tidak suka makan enak 🙂
Saya ada beberapa teman dan rekan kerja yang gak suka makan atau tidak menikmati makan dan bahkan merasa makan itu terpaksa dilakukan. Terus terang saya gak bisa mengerti alasan kenapa merasa makan itu sesuatu yang ‘terpaksa’ dilakukan. Susah bagi saya untuk membayangkannya 🙂
Hobi makan ini sudah terjadi sejak saya masih SD, makan bisa 4x sehari. Makanan favorit saat itu adalah makan nasi goreng (sebetulnya tetap makanan favorit hingga sekarang). Kalau bisa tiap hari, ya makan itu tiap hari 🙂 Nyam..Nyam..
Orangtua saya susah mencegah hal ini karena rengekan saya sehingga akhirnya sampai dibuat perjanjian bahwa hanya tiap Rabu dan Sabtu malam saja boleh beli dan makan nasi goreng he..he..
Kebiasaan makan dalam porsi yang cukup banyak ini berlangsung hingga dewasa. Saya sering kuliner bersama teman atau keluarga dan kalau makan jadi sering berlebihan.
Ya kebiasaan seperti ini tentu saja memberikan konsekuensi. Makanya sejak kecil hingga dewasa bahkan berkeluarga, saya selalu over-weight. Cuma ada 2 masa dimana saya pernah ‘agak langsing’ tapi tetap over weight ya 🙂
Yang pertama adalah saat baru pindah ke Surabaya untuk sekolah SMA. Kalau tidak salah dalam 1 tahun pertama, saya turun 10 kg, waktu itu saya gak sadar apa penyebabnya karena memang gak ada niat sebenarnya untuk turun berat badan. Keluarga waktu itu sampai bingung, apakah saya kena penyakit tertentu atau tidak, sampai suruh cek ke dokter.
Ternyata penyebabnya sederhana saja. Saat masuk SMA itu saya tinggal di rumah paman saya yang berada di dalam sebuah perumahan yang tidak ada penjual makanan keliling.
Sebagai orang yang baru di Surabaya, sehingga tidak tahu jalan dan waktu itu juga sepeda motor sharing antara saya dan kakak perempuan saya. Otomatis akses saya untuk beli makanan jadi terbatas sehingga tanpa disadari porsi makan saya jadi drastis menurun, ya berat badan jadi turun he..he.. sering kelaparan soalnya.
Tapi hal ini tidak berlangsung lama, setelah saya mengenal cukup baik Surabaya dan punya sepeda motor sendiri sehingga bisa berburu makanan kembali, ya kembali deh naik berat badannya he..he..
Nah masa kedua yang saya ingat berat badan saya ‘agak’ normal adalah saat masa-masa akan menikah. Ya mungkin penyebabnya karena mungkin ingin foto nikahnya tampak bagus, tidak jadi seperti angka 10 (bentuk istri saya 1 dan saya 0) ha..ha..
Ya tapi tentu saja hal ini tidak bertahan lama karena motivasinya sudah tercapai, sehingga setelah menikah, dengan kondisi istri pintar masak dan juga suka makan enak, wah langsung deh grafik berat badan langsung naik tajam seperti bursa saham yang lagi bullish/naik.
Apalagi setelah punya anak, wah sampai gak berani nimbang berat badan, takut menghadapi kenyataan he..he..
Seingat saya dan istri saya juga bilang seperti itu, saat menikah, berat badan saya sekitar 72-73 kg (tinggi saya 178 cm) ya jadi lumayan ok.
Titik tertinggi berat badan saya yang saya ketahui setelah beberapa tahun menikah dan punya anak adalah 95 kg, jadi naiknya sekitar 23 kg!! Edan!! Oh My God (OMG)….
Celana banyak gak muat, baju juga kesempitan, dulu bisa pakai dasi dengan enak, sekarang gak bisa karena tercekik. Kadang beli baju/celana yang tampak bagus, eh size terbesarnya gak muat. Capek deh…. 🙁
Semua teman, keluarga, siapapun yang pernah saya kenal kalau ketemu selalu bilang “Wah tambah gemuk ya Sukarto!”
Orang gendut mana yang tidak sebel dibilangin begitu??? Pikir saya, kalau sudah jelas terlihat ya ngapain diingatin lagi…. huh 🙁
Apakah semua hal ini tidak membuat saya jadi termotivasi untuk menurunkan berat badan?
Tentu saja saya punya semangat tinggi untuk menurunkan berat badan saya. Dalam hati saya bilang “Akan saya tunjukkan!!”
Perjuangan Menurunkan Berat Badan Dimulai
Setiap orang sepertinya punya opini tentang bagaimana cara menurunkan berat badan. Saking banyaknya opini, jadi malah bingung. Saya mulai mencoba melakukan yang paling sering saya dengar (kecuali minum obat pelangsing, saya anti banget dengan pendekatan itu) yaitu:
- Mengurangi porsi nasi (sengsara juga awalnya karena saya biasa makan nasi banyak, karena kalau gak gitu, merasa gak kenyang).
- Coba gak makan malam, tapi karena merasa kelaparan dan sengsara, gak bertahan.
- Membatasi makan daging (kolestrol tinggi), jadi lebih sering nasi, sayur dan lauk-pauk bukan daging. Padahal saya sebenarnya suka makan daging. Hampir setiap hari jadinya makan nasi pecel, tempe, gado-gado, nasi sop dan sejenisnya.
- Olahraga lari, tapi karena gak biasa olahraga sejak kecil, kaki sakit dan napas sesak, ya akhirnya hanya dilakukan beberapa kali saja.
- Minum juice atau makan buah saja di pagi hari. Wah tapi jam 10 sudah kelaparan hebat sampai gemetar, jadinya gak tahan juga.
- Membatasi kalori yang dikonsumsi, jadi menghitung jumlah kalori yang saya makan, tapi karena cukup sulit menghitung kalori ini akhirnya juga malas saya lakukan setelah beberapa saat.
- Dan masih banyak upaya lainnya.
Setelah melakukan semua itu, paling hebat saya turun sekitar 3 kg, tetapi sebentar saja, malah habis gitu naik lagi, lebih tinggi lagi, benar-benar bikin frustasi!
Pada intinya, saya sangat ingin menurunkan berat badan, saya tahu saya harus menurunkan berat badan, ini penting bagi kesehatan (hasil check-up saya jelek) dan saya sudah berupaya, tapi kok susah banget ya….
Saya juga sempat membaca buku-buku tentang diet tapi setelah membaca beberapa cara diet, kok saya merasa ruwet sekali ya dan terutama jadi sengsara banget, makan serba dibatasi.
Dan terus terang saya gak suka cara diet yang sengsara. Sayangnya sepertinya banyak program menurunkan berat badan yang caranya memang sengsara, harus menahan rasa lapar, olahraga keras dan lain sebagainya.
Kalau mau langsing, sepertinya boro-boro makan enak, makan yang kita sukai saja sudah tidak boleh. Pokoknya kita harus lupakan semua makanan kalau dah mau diet.
Saya tahu banyak orang berhasil berdiet dengan hanya makan nasi coklat eh beras merah maksudnya, dikasi potongan ayam rebus putih dan sayur-sayur yang juga direbus tanpa rasa.
Aduh sengsara banget rasanya…. Saya gak bisa membayangkan makan makanan seperti itu 🙁
Trus abis gitu malam juga gak makan? Wah gimana gak kelaparan tuh…
Ya pokoknya saya sudah hampir menyerah soal keinginan menurunkan berat badan. Saya pikir whatever lah…
Kalau ada cara menurunkan berat badan dengan tetap makan enak, tanpa sengsara menahan rasa lapar dan olahraga santai, saya mau itu he..he..
Siapa yang gak mau ya kalau begitu? Tapi masak ada?? Pertanyaannya kan begitu.
Secercah Harapan Muncul
Eh ternyata gak disangka-sangka, tidak sengaja, di salah satu buku yang saya baca, saya membaca sesuatu yang tidak saya ketahui sebelumnya. Sebuah cara yang memberikan harapan untuk bisa menurunkan berat badan dengan tetap makan enak dan tanpa sengsara (ini bukan OCD ya…).
Sepertinya gak masuk akal banget. Tapi semakin dibaca, semakin masuk akal. Lalu saya membaca lagi sumber buku lain yang disebutkan, saya baca juga dan setelah beberapa buku saya baca, saya jadi yakin dengan metode ini.
Saya jadi ingin mencoba dan membuktikannya dan ternyata memang akhirnya saya berhasil membuktikannya, memang ada cara untuk menurunkan berat badan yang sehat, tanpa sengsara, tanpa obat dan tetap makan enak.
Dalam 192 hari (sekitar 6,5 bulan) pertama saya memulai metode ini, saya berhasil turun 11.8 Kg. Jadi gradual atau perlahan jadi lebih stabil.
Titik terendah saya berhasil menurunkan hingga 19 kg dari titik paling tinggi berat badan saya (95 kg). Tapi sekarang stabil (bertahan lebih dari 1,5 tahun hingga sekarang) di 77 kg – 78 kg atau turun 17-18 kg dari titik paling tinggi berat badan saya. YES!!
Tidak spektakuler tentu saja jumlah penurunan berat badan yang saya capai, dibanding orang lain yang bisa 25-30 kg bahkan lebih. Tapi bagi saya sudah senang banget karena saya berhasil dengan cara yang saya mau yaitu tetap makan enak, tanpa obat, tanpa sengsara menahan rasa lapar dan olahraga santai he..he. 🙂
Ini pencapaian LUAR BIASA bagi saya yang sudah bertahun-tahun mencoba turun berat badan tapi gak pernah berhasil.
Bagaimana caranya? Itulah yang saya share di seri ke 2 dari artikel ini yaitu “Turun 12 kg dalam 192 Hari dengan LCD“.
Oh ya, boleh dong ceritakan di komentar di bawah ini, apakah Anda juga pernah mencoba menurunkan berat badan? Apa saja yang pernah Anda lakukan selama ini? Berhasil atau tidak? Thanks sebelumnya 🙂
[sc:cta-akhir-artikel]