Turun 12 kg dalam 192 Hari dengan LCD - Tanpa Obat, Tanpa Sengsara dan Tetap Makan Enak (Part 2)

Turun 12 kg dalam 192 Hari dengan LCD - Tanpa Obat, Tanpa Sengsara dan Tetap Makan Enak (Part 2)

Wah ternyata artikel pertama saya tentang cerita pengalaman pribadi “Bagaimana Saya Menurunkan Berat Badan 18 kg Tanpa Obat, Tanpa Sengsara dan Tetap Makan Enak (Part 1)” mendapat respon luar biasa yang terus terang tidak saya sangka 🙂

Di Facebook, bahkan teman-teman lama  yang sudah lama tidak ada komunikasi, jadi message saya juga tertarik dan menunggu artikel lanjutannya he..he..  Thank you ya…

Hal ini membuat saya jadi semangat untuk segera menuliskan lanjutan artikel yaitu part 2 ini. Kalau belum baca artikel part 1, silakan baca dulu ya… biar nyambung ceritanya.

Progress Turun Berat Badan

Jadi di artikel part 1 saya sudah menceritakan bagaimana saya berjuang untuk bisa menurunkan berat badan tetapi banyak gagalnya maka di artikel part ke 2 ini saya akan menceritakan bagaimana saya akhirnya menemukan cara menurunkan berat badan yang sehat, tanpa obat pelangsing, tanpa sengsara menahan rasa lapar dan tetap bisa makan enak. Apa gak asyik tuh? he…he…

Ya setelah bertahun-tahun mencoba untuk menurunkan berat badan tapi gak berhasil, eh kok ya gak disangka-sangka saya menemukan pendekatan yang cocok dengan saya dan berhasil menurunkan berat badan 11.8 kg dalam waktu kurang lebih 6 bulan, tepatnya 192 hari.

Setelah itu masih turun secara perlahan hingga akhirnya stabil di berat yang sekarang hampir 1,5 tahun. Jadi berat badan saya turun kurang lebih 18 kg dari titik berat badan tertinggi saya (95 kg).

Sangatlah penting berat badan Anda turunnya pelan-pelan, tidak drastis seperti yang biasa terjadi di program diet keras atau konsumsi obat-obat diet yang memang terlalu extreme (misal: turun 10 kg dalam 2 minggu).

Biasanya cara-cara seperti itu hanya sementara, tidak akan bertahan sehingga begitu Anda berhenti program dietnya, langsung balik lagi, kadang malah lebih berat (rebound kayak bola basket he..he..) 🙂

Turunnya pelan-pelan karena yang Anda lakukan adalah perubahan gaya hidup dan pola makan, bukan ikut program diet. Dan yang penting karena prosesnya alami dan sehat sehingga Anda bisa menikmati prosesnya (bisa tetap makan enak soalnya he..he..).

Jangan remehkan penurunan perlahan seperti 0.5 kg dalam 1 minggu, karena dalam 6 bulan berarti Anda turun 12 kg dan dalam 1 tahun, Anda akan turun 24 kg. Dan terus stabil di situ. Luar biasa kan?

PENTING: Lakukan pencatatan berat badan Anda untuk mengetahui progress yang terjadi. Hampir setiap hari (di kondisi dan jam yang kurang lebih sama, yaitu saat bangun tidur) saya melakukan penimbangan berat badan.

Saya lalu mencatatnya di aplikasi iPhone yang saya gunakan Tactio Health. Ada banyak aplikasi untuk mencatat berat badan lainnya, baik di IOS maupun di Android.

Saat saya mulai mencatat di iPhone Apps (saya baru terpikir melakukan pencatatan ini setelah berjalan beberapa waktu), berat badan saya adalah 91.6 Kg di pertengahan Juli 2013 dengan target awal saya adalah berat badan 80 kg saat akhir Des 2013. Tapi saya meleset karena baru berhasil mencapai goal itu pada tanggal 24 Januari 2014 dengan berat badan 79.7 Kg.

Berikut screenshot dari progress yang terjadi tersebut.

Screenshot Weight Loss Sukarto1

 

Screenshot Weight Loss Sukarto2

Kalau Anda lihat memang grafiknya tidak seperti garis lurus, lebih mirip grafik pasar saham he..he.. ada spike atau loncatan lalu turun lagi, nanti akan saya jelaskan kenapa hal itu terjadi.

Lingkar perut saya juga hilang 7-8 cm sehingga semua celana jadi kedodoran dan perlu ganti ukuran celana menjadi lebih kecil. YES!!

Ini kejadian pertama kali, beli celana ukuran lebih kecil, selama ini saya harus beli celana baru karena sudah tidak muata lagi he..he.. Sampai sekarang, ukuran celana saya sudah dua kali turun, jadi harus buang celana lama, beli celana ukuran lebih kecil. Anda mau punya masalah itu?? 🙂

So jadi apa sih program menurunkan berat badan yang saya lakukan? Bukan OCD dari Master Deddy yang populer itu ya tapi adalah…. dibuka layarnya…. 🙂

Program Low Carbohydrate Diet (LCD)

Nama dari program  yang saya lakukan ini ada banyak nama di luar negeri, tetapi intinya kurang lebih sama yaitu Low Carbohydrate Diet (LCD) atau Diet Rendah Karbohidrat. Untuk seterusnya saya singkat jadi LCD saja ya… biar gampang ingat karena sama dengan jenis TV 🙂

Apa itu Karbohidrat?

karbohidrat

Nasi, kentang, mie, pasta, jagung, gandum, roti, singkong, keripik, tepung dan sejenisnya. Semua itu adalah karbohidrat. Jadi LCD menghindari semua makanan yang mengandung karbohidrat tinggi tersebut. Bukan cuma mengurangi ya, tapi dihindari, dihilangkan.

Jadi BUKAN misalkan Anda biasa makan nasi 1,5 piring, trus sekarang makan 0,5 piring nasi saja. Bukan begitu, benar-benar tidak makan nasi! Terutama kalau Anda ingin mendapat hasil yang lebih maksimal dan lebih cepat.

Saya yakin pikiran Anda mulai muncul pertanyaan dan keraguan seperti:

Masak bisa tanpa nasi? Nanti lemas dong?

Masak bisa kenyang kalau gak makan nasi / mie / roti?

Ini adalah pertanyaan dan keraguan yang sering saya dapatkan dari lawan bicara saat saya bercerita tentang LCD. Tetapi saya bisa maklum dengan keraguan tersebut karena saya dulu juga termasuk orang yang percaya tentang hal ini, bahwa kalau belum makan nasi, gak kenyang, bisa lemas.

Jadi kekhawatiran saya juga sama dengan Anda dulunya. Apalagi sebagai orang yang terbiasa makan nasi banyak, saya sudah takut duluan dengan program yang menghilangkan nasi dari makanan.

Tetapi karena saya cukup terbuka dengan konsep baru, saya tidak mau ambil kesimpulan dulu, saya riset dan membaca lebih jauh dari berbagai sumber untuk mengetahui konsep LCD ini. Ternyata setelah dipraktekkan, hal-hal itu tidak terjadi pada diri saya.

Kadang memang kekhawatiran kita seringkali berlebihan dibanding kenyataan 🙂

Jadi saran saya pada Anda juga, tahan dulu kesimpulan Anda, baca saja hingga selesai ya artikel seri ini, baru nanti putuskan apakah masuk akal dan apakah Anda mau mencobanya atau tidak.

Dan jangan juga khawatir dengan mitos “tubuh manusia butuh karbohidrat, bahaya kalau gak ada karbohidrat sama sekali

Karena sebenarnya tanpa makan nasi atau sumber karbohidrat tinggi (nasi, mie, roti dll) seperti yang saya sebut diatas, Anda juga  pasti ada konsumsi karbohidrat dalam bahan-bahan makanan lain yang Anda makan (tepung, bumbu salad bahkan buah juga ada karbohidratnya), tapi tentu  jauh lebih rendah jumlahnya dibanding kalau Anda makan nasi, mie, roti dll.

Kenapa Menghindari Karbohidrat?

Nah ini yang perlu Anda pelajari dan mengerti dasar ilmiahnya, baru Anda percaya dan mau mencobanya. Terus terang saya termasuk orang yang tidak mudah percaya dengan sesuatu klaim tertentu, jadi saya benar-benar me-riset dan membaca banyak sumber, baru sampai satu titik dimana saya merasa masuk akal, baru saya mau coba dan melakukannya.

Seperti yang Anda ketahui, karbohidrat di tubuh kita diubah menjadi glukosa atau sering disebut zat gula, merupakan sumber energi utama dari tubuh kita selama ini karena paling cepat bisa diubah menjadi energi.

Sedangkan kalau dibanding lemak, tubuh kita membutuhkan waktu lebih lama untuk mengubahnya jadi sumber energi.

Nah saat Anda mengkonsumsi karbohidrat atau makanan manis-manis, tingkat glukosa dalam darah Anda pasti akan meningkat. Tingkat glukosa dalam darah ini sering disebut dengan “Kadar Gula Dalam Darah”. Sesuatu yang biasa di cek di laboratorium saat Anda cek darah Anda.

Tingkat glukosa atau kadar gula dalam darah ini akan turun/drop dalam 3-4 jam, sebagian kecil karena dipakai oleh tubuh sebagai sumber energi (kalau Anda berolahraga) tetapi kebanyakan tidak digunakan, terutama kalau setelah makan tidak banyak bergerak, seperti cuma duduk-duduk saja, apalagi kalau tidur, wah parah deh 🙂

Tetapi sebab kenapa kadar gula dalam tubuh bisa turun atau jadi normal lagi adalah karena ada mekanisme tubuh yang otomatis terjadi saat kadar gula tinggi yaitu pankreas akan mengeluarkan hormon insulin. 

Hormon insulin ini akan mengubah kelebihan glukosa dalam darah menjadi sel-sel lemak untuk disimpan di dalam hati dan di otot sebagai persediaan energi. 

Tubuh mempunyai mekanisme menjaga kadar gula dalam darah tidak boleh tinggi karena memang banyak organ tubuh dan permasalahan kesehatan (baca: penyakit) yang terjadi saat seseorang memiliki  kadar gula yang tinggi dalam darah.

Baca artikel berikut tentang problem kesehatan yang sering terjadi akibat konsumsi karbohidrat berlebihan di:

Penyebab Rasa Lapar

Saat tingkat glukosa dalam darah mulai menurun (karena digunakan atau diubah jadi sel lemak) maka saat itu juga otomatis tubuh kita memberi sinyal rasa lapar dan akhirnya kita ingin makan apapun yang ada (dan biasanya karbohidrat lagi).

Sehabis makan, tingkat glukosa naik lagi, insulin dikeluarkan tubuh lagi, kadar gula turun lagi, lapar lagi, makan lagi dan terus berulang seperti itu.

Siklus naik turun tingkat glukosa dalam darah yang terus menerus, apalagi jika drastis (karena banyak makan karbohidrat  atau konsumsi makanan, minuman atau dessert yang manis-manis) akibatnya sangat buruk untuk tubuh Anda dalam jangka panjang.

Beberapa orang akhirnya kena penyakit diabetes atau kencing manis yang disebabkan mekanisme tubuh untuk mengeluarkan insulin untuk mengontrol kadar gula dalam darah mengalami gangguan karena bekerja keras tanpa istirahat (akibat makan karbohidrat 3x sehari atau makan yang manis-manis).

Anggap saja pankreas seperti sebuah mesin filter air yang dipaksa kerja keras terus, tanpa ada istirahat ya akhirnya rusak. Akhirnya penderitas diabetes harus kadang suntik insulin dari luar untuk menggantikan mekanisme normal tubuh manusia.

Nah kalau Anda baca diatas, hormon insulin memang membantu menetralkan kadar gula dalam darah, tetapi caranya dengan mengubah glukosa yang tidak terpakai menjadi sel-sel lemak.

Semakin sering tingkat glukosa atau kadar gula Anda tinggi, maka semakin banyak yang akan diubah jadi sel-sel lemak untuk disimpan di hati dan di otot.

Dan karena Anda terus konsumsi karbohidrat, tubuh tidak akan pernah sempat menggunakan simpanan sel-sel lemak yang tersimpan di hati dan di otot.

Jadilah secara perlahan tapi pasti, berat badan Anda akan naik dan tiba-tiba Anda baru sadar, lho kok jadi gemuk atau over-weight sekarang 🙂

Disclaimer: Saya bukan ahli biologi atau ahli kimia. Penjelasan diatas sudah disederhanakan agar mudah dimengerti orang awam.

Detil prosesnya secara kimiawi sebenarnya jauh lebih kompleks. Anda bisa membaca sendiri beberapa referensi buku yang nanti saya berikan, dimana penjelasan detil diberikan oleh orang-orang yang jauh lebih kredibel.

Tubuh Gemetar Akibat Telat Makan

Di kondisi saya dulu malah lebih ekstrim akibatnya. Dulu saat saya terbiasa makan nasi dalam porsi lumayan banyak atau kadang makan makanan yang manis atau high glycemic food sehingga kalau telat makan 1-2 jam saja, saya bisa merasakan rasa lapar yang sangat tinggi, sampai tubuh bisa gemetar.

Saya dulu sempat berpikir apa saya kena penyakit diabetes, tapi cek di lab gak apa-apa. Saya terus terang bingung, apa penyebabnya. Setelah mengerti semua ini, saya baru sadar, saya mengalami gemetar itu karena efek sugar crush dimana tingkat gula darah saya turun drastis, akibat sebelumnya naik tinggi.

Saat saya mulai mengubah pola makan menjadi Low Carbohydrate Diet atau LCD, saya telat makan bahkan puasa pun, tidak ada masalah. Sudah tidak ada lagi yang namanya rasa lapar yang berlebihan sampai badan lemas atau gemetar.

Jadi mitos banget kalau bilang, gak makan nasi bisa lemas, di kasus saya dan banyak orang yang saya tahu, justru banyak makan nasi yang bikin lemas, ngantuk dan bisa gemetar kalau telat makan.

Jadi Apa yang Dimakan?

Bagi orang di Indonesia dan Asia secara umum, biasanya bingung, kalau gak makan karbohidrat, terus makan apa? Ya makannya adalah dari sumber yang lain yaitu:

  • Protein (hewani & nabati)
  • Lemak (daging ayam, telur, ikan, sapi dan semua daging lainnya)
  • Sayur-sayuran dan buah-buah tertentu (buah yang tidak manis).

Anda makan dalam porsi normal, sampai kenyang, jadi bukan porsi kecil yang  dibatasi. Tidak perlu susah-susah hitung kalori, patokannya adalah sampai Anda merasa cukup kenyang.

Merasa Kenyang Lebih Lama

Satu hal yang perlu Anda ketahui adalah makan banyak protein, lemak (ikan, ayam, sapi dll) dan banyak sayur/lalapan/salad seperti itu ternyata membuat Anda merasa kenyang untuk jangka waktu yang lebih lama sehingga tidak ada keinginan ambil snack (yang biasanya adalah karbohidrat tinggi biasanya).

Sangat beda dengan jika Anda mengkonsumsi banyak karbohidrat, rasa kenyang hanya terjadi sebentar saja. Pertanyaannya adalah kenapa?

Seperti penjelasan diatas, rasa lapar timbul terutama karena tingkat glukosa dalam darah turun dari level tinggi drop ke level rendah.

Nah kalau Anda tidak konsumsi karbohidrat, tapi cuma protein, lemak dan sayur-sayuran, maka tingkat glukosa akan terjaga atau stabil di level rendah. Otomatis perasaan merasa lapar tidak akan cepat terjadi.

Kalau Anda makan protein dan lemak tetapi merasa lapar, itu karena porsinya kurang banyak 🙂 Makanlah lebih banyak, enak kan nasehatnya he..he.. 🙂

Jadi makanlah lebih banyak daging, ikan, telur dan sayur-sayuran. Saya jamin Anda akan kenyang dan itu akan bertahan lama. Memang sulit untuk percaya ini sekarang, tapi silakan dicoba aja.

Lemak Sebagai Sumber Energi

Dalam 1-2 minggu jika Anda konsisten konsumsi makanan rendah karbohidrat, tubuh Anda otomatis akan menyesuaikan dan mulai menggunakan simpanan lemak dalam tubuh (yang ada di hati, otot, perut dll) sebagai sumber energi utama (karena tidak banyak glukosa dalam darah).

Sehingga saat lemak Anda mulai dibakar sebagai sumber energi,  lemak di tubuh mulai berkurang dan weight loss (penurunan berat badan) terjadi secara jadi otomatis, alias jadi langsing 🙂

Hal ini tidak akan pernah dilakukan oleh tubuh kalau Anda makan banyak karbohidrat (ingat karena yang paling mudah diproses oleh tubuh untuk menghasilkan energi adalah glukosa dari karbohidrat, bukan simpanan lemak).

Sehingga walaupun Anda olahraga keras, tapi kalau banyak konsumsi karbohidrat, tumpukan lemak dalam tubuh Anda akan tetap saja tidak terpakai bahkan makin hari makin menumpuk.

Apa Tidak Susah Membuat atau Mencari Menu Makanan Tanpa Nasi?

Harus saya akui hal ini benar, apalagi di Indonesia he..he.. Memang ini sebuah tantangan di awal saat menerapkan program LCD ini karena menu di Indonesia relatif hampir selalu ada karbohidratnya.

Tetapi dengan sedikit tekad dan kreatif, ada banyak variasi menu sebenarnya untuk LCD ini. Jauh lebih banyak pilihannya dibanding Anda melakukan diet lain yang lebih banyak tidak bolehnya daripada bolehnya.

Saya akan menjelaskan contoh-contoh menu yang saya dan istri makan di dalam rumah ataupun saat pergi makan luar di artikel part 3 ya.

Sudah Kolestrol Tinggi, Makan Banyak Daging?? Yang Bener Aja

Nah pertanyaan bagus ini 🙂

Ini sebenarnya sudah seperti kepercayaan umum bahwa makan daging/lemak menyebabkan kolestrol tinggi yang akan buat penyakit jantung. Sehingga nasehat yang selalu kita dengar adalah untuk mengurangi konsumsi daging, telur dan sumber lemak lainnya. Padahal saya suka makan telur dan makan daging 🙁

Saat sendiri sempat khawatir tentang hal ini, bagaimana kalau setelah menjalankan LCD, kolestrol saya tambah tinggi? Jadi malah beresiko penyakit jantung dong.

Ternyata dari hasil riset saya dengan membaca banyak buku dan artikel di internet ternyata “banyak makan daging/lemak akan membuat kolestrol tinggi yang mengakibatkan penyakit jantung” adalah sebuah mitos.

Makin banyak ahli gizi dan dokter yang akhirnya memang mengakui bahwa ternyata kesimpulan itu tidak tepat. Salah satunya yang bisa Anda baca adalah The Great Cholestrol Myth yang ditulis oleh dokter dan pakar gizi yang membahas secara detil apa betul keyakinan banyak orang itu.

Ternyata setelah membaca buku tersebut, saya jadi tahu bahwa kolestrol itu tidak selamanya jahat. Ada kolestrol yang baik (HDL) malah justru harus banyak di tubuh kita. Yang perlu dihindari adalah kolestrol yang jahat seperti LDL dan Trigliserida.

Dan apakah Anda tahu bahwa sebab utama trigliserida tinggi adalah karena kelebihan konsumsi karbohidrat ?

Saya jadi yakin bahwa kolestrol tinggi bukanlah penyebab penyakit jantung, justru kalau dibaca dari berbagai sumber, konsumsi berlebihan karbohidrat yang menyebabkan tingkat gula darah yang tinggi, malah seringkali menyebabkan penyakit jantung.

Tetapi untuk amannya, akhirnya saya putuskan untuk cek lab dulu sebelum memulai LCD. Saya ingin tahu apakah ada perubahan positif setelah menjalankan LCD nanti. Seperti yang saya duga, cek darah di lab menunjukkan hasil yang jelek seperti yang bisa Anda lihat di bawah ini.

Hasil Cek Lab di Awal LCD

Jelek banget ya hasilnya… Kalau ini rapot di sekolah, merah semua he..he..

Tapi memang sebab utama saya memulai Program LCD ini adalah untuk menjadi lebih sehat dan lebih berenergi karena memang saat itu saya mudah lelah, punggung/bahu sering sakit, bisa gemetar kalau telat makan dan hasil lab juga jelek.

Hasil Lab Setelah 1 Bulan Menjalankan LCD

Setelah 1 bulan menjalankan LCD, setelah makan banyak daging (semua daging yang dipercaya mengandung kolestrol tinggi, tapi memang lebih banyak konsumsi daging ikan), makan telur sehari bisa 3-4 telur (gak terbayang sebelumnya) dan makan makanan enak lainnya, saya lalu cek lab lagi. Hasilnya?

Hasil cek lab saya malah lebih baik (cuma 1 bulan lho jeda antar cek lab).

  • SGOT dan SGPT (kadar lemak dalam hati) semua turun beberapa point.
  • Kolestrol Total stabil saja, tapi tidak masalah karena kan ini total kolestrol jahat dan kolestrol baik.
  • Trigliserida (kolestrol jahat) dari 121 turun jadi 103.
  • HDL (kolestrol baik) naik dari 30 jadi 38 (semakin tinggi semakin baik).
  • LDL (kolestrol jahat) turun dari 202 jadi 177 (semakin rendah semakin baik).
  • Ratio LDL / HDL turun dari 6.7 (beresiko tinggi) jadi 4.7 (moderat).
  • Asam Urat turun dari 9.1 jadi 8.1.

Wah saya senang sekali artinya program LCD ini berdampak positif. Kekhawatiran saya bahwa dengan banyak konsumsi daging malah bahaya untuk tubuh saya, ternyata tidak terbukti, malah jadi lebih baik.

Dan hampir dua tahun setelah saya mulai LCD (sekitar pertengahan 2015), hasil lab saya jauh lebih baik lagi, yaitu:

  • SGOT jadi 18 (dari awalnya 40). SGPT jadi 23 (dari awalnya 107). Menunjukkan kandungan lemak dalam hati saya menurun drastis.
  • Cholestrol jadi 227, tetap diatas batas normal tapi dari membaca buku The Great Cholestrol Myth, saya tahu indikasi ini tidak terlalu penting untuk diperhatikan.
  • Trigliserida jadi 92 (dari awalnya 121).
  • HDL jadi 46 (dari awalnya 30). LDL jadi 148 (dari awalnya 202).
  • Ratio LDL / HDL turun jadi 3.2 (dari 6.7).
  • Asam Urat turun jadi 7.9.

Sehingga berarti saya mencapai goal saya untuk menjadi lebih sehat dan menurunkan berat badan tanpa obat, tanpa sengsara dan tetap makan enak 🙂

Diet Karbohidrat itu Mahal? Bikin Budget Belanja Dapur Naik

Hal lain  yang sering dilontarkan oleh lawan bicara kalau saya cerita tentang LCD adalah soal budget yang dikeluarkan untuk makanan jadi lebih besar.

Tidak bisa dipungkiri hal itu memang betul, walaupun sebenarnya dengan kreatifitas, lebih banyak mengerti soal bahan makanan dan mau repot (masak sendiri) maka kenaikan budget ini hanya minimal.

Tapi jawaban yang paling sering saya berikan adalah:

Daripada uangnya disetorkan ke dokter dan pabrik farmasi nantinya, lebih baik saya nikmati sendiri.

Dalam hidup, segala sesuatu ada konsekuensi dan pasti Anda harus membayar harga dari segala sesuatu. Bedanya, apa yang ingin Anda bayar? Kepada siapa Anda ingin membayar harganya?

Saya memilih membayar harga untuk kesehatan saya daripada bayar dokter di kemudian hari seperti yang sudah saya lihat sendiri di banyak orang yang tidak peduli dengan kesehatannya.

Bukan Program Diet TAPI Mengubah Gaya Hidup

Your-Healthy-Life-SignSalah satu yang akhirnya saya sadari setelah menjalakan Program LCD ini adalah saya sebenarnya tidak sedang berdiet tetapi sedang mengubah gaya hidup yang dulu TIDAK SEHAT menjadi LEBIH SEHAT.

Jadi ini adalah sesuatu yang akan saya lakukan seterusnya, selamanya. BUKAN seperti sebuah program diet yang hanya dilakukan sesaat atau sampai saya mencapai target berat badan saja.

Kenapa banyak orang yang berhasil menurunkan berat badan setelah melakukan program diet tertentu, terus akhirnya berat badannya balik lagi?

Anda tentu banyak mendengar kasus seperti ini kan? Anda mungkin pernah mengalaminya. Saya juga mengalaminya, turun 4 kg, eh setelah itu naik 6 kg he..he.. capek deh 🙁

Hal ini terutama terjadi karena saat mengikuti sebuah program diet (yang sengsara atau minum obat diet), Anda berpikir bahwa ini hanya sementara saja, hanya sampai target turun berat badan tercapai saja.

Siapa sih yang mau diet ketat terus menerus, setiap hari makan nasi beras merah dengan daging ayam direbus, dengan sayur-sayur tanpa rasa??? Pasti gak ada yang mau kan?

Sehingga begitu target berat badan ini tercapai, Anda merasa sudah sampai garis finish, merdeka he..he.. sudah tercapai targetnya, selesailah program diet sengsara yang Anda lakukan dan Anda kembali ke kebiasaan lama Anda.

Tentu saja setelah itu Anda tahu kejadian berikutnya… berat badan naik kembali 🙂

Jadi akhirnya setelah mempelajari program LCD ini akhirnya saya sadar bahwa saya sedang mengubah gaya hidup agar lebih sehat dan fit untuk jangka waktu yang panjang. Sehingga saya yakin penurunan berat badan hingga mencapai tingkat ideal yang sedang saya jalani ini akan dilakukan untuk selamanya.

Hal ini akan mudah Anda lakukan setelah Anda mengerti betul tentang apa itu LCD, tahu kenapa hal ini baik untuk tubuh Anda, mengapa makanan yang dihindari di LCD tidak baik untuk tubuh Anda untuk jangka panjang.

Sehingga akhirnya saat Anda sudah tahu yang baik, kenapa harus balik ke cara yang tidak baik?

Bonus Manfaat yang Didapat Selain Turun Berat Badan

Selain berat badan turun, saya mendapat manfaat lain. Sebelumnya badan saya terasa berat, sering capek dan ingin sering tidur.

wall-climbing-di-class5Setelah saya menerapkan LCD dan merubah gaya hidup saya, terasa banget energi tubuh saya terasa lebih tinggi. Saya bisa bekerja lebih lama, lebih konsentrasi saat bekerja dan tidak mudah capek.

Saya bisa melakukan banyak aktifitas yang membutuhkan tubuh yang fit seperti wall climbing, renang, hash (jalan lintas alam) di pegunungan dan lain-lain. Sekarang hal-hal seperti ini malahan menjadi quality family time yang lebih positif, daripada sekedar kuliner bersama (walaupun masih sering dilakukan he..he..)

Jadi memang benar kata banyak orang bahwa tubuh kita itu bergantung dari apa yang masuk lewat mulut kita 🙂

Nah di artikel ke 3, lanjutan dari artikel ini saya akan membahas beberapa point penting yaitu:

  • Bagaimana saya awalnya memulai LCD ini? Apa kesulitannya dan apa perubahan gaya hidup yang saya lakukan?
  • Contoh menu-menu makanan di Indonesia yang sesuai dengan program LCD ini.
  • Olahraga ringan seperti apa yang sesuai dengan metode LCD yang perlu Anda lakukan untuk mempercepat proses penurunan berat badan.
  • Website, buku-buku dan sumber referensi yang saya pelajari dimana penting Anda baca dan pelajari agar Anda semakin tahu detilnya.

Berjuang sendiri selalu lebih berat dibanding berjuang bersama-sama. Oleh sebab itu, saya ada membuat Facebook Group Komunitas LCD dimana Anda bisa bergabung sehingga Anda bisa bertemu dengan sesama praktisi LCD, memiliki teman seperjuangan atau sparring partner untuk saling diskusi, saling mendukung dan sharing keberhasilan.

Dari pengalaman saya, bergabung dan memiliki komunitas pendukung seperti ini SANGAT POWERFUL dan akan membantu Anda meraih goal Anda. Saya tunggu di dalam FB Group Komunitas LCD tersebut.

DISCLAIMER: Saya bukan dokter atau ahli gizi sehingga jika Anda memiliki permasalahan kesehatan tertentu, sebelum Anda melakukan program LCD ini, ada baiknya Anda konsultasi dengan dokter Anda.

Saya tidak bertanggung-jawab atau problem kesehatan yang Anda alami dari mempraktekkan apa yang saya jelaskan di artikel ini.

Semoga sharing pengalaman dan informasi diatas bermanfaat. Jika Anda ada pertanyaan, silakan tanyakan di bawah ini. Sampai ketemu di artikel ke 3 (final article) 🙂

[sc:cta-akhir-artikel]