Pengalaman Pakai Internet di Indonesia Sejak 1995

Pengalaman Pakai Internet di Indonesia Sejak 1995

Sejak jaman kuliah, saat internet masih baru masuk ke Indonesia sekitar tahun 1994-an, saya sudah melihat bahwa internet adalah sebuah masa depan yang luar biasa. Saya sudah tertarik dengan internet sejak masih mengguna BBS (Buletin Board System), Compuserve dan sejenisnya.

Sebagai salah satu orang yang mulai menggunakan internet sejak tahun 1995, saya melihat dan menyaksikan sendiri perkembangan teknologi internet dari awal hingga sekarang yang luar biasa.

Saya sendiri sudah lupa berapa perusahaan ISP (Internet Service Provider) yang pernah saya gunakan. Dari yang pertama pakai Indosatnet (sebelum jadi Indosat M2), lalu IndoNet, Dnet, Telkomnet, StarOne, CBN, Fren Mobile 8, Indosat M2, Telkom Speedy dan apa lagi ya…

Modem pertama saya adalah modem Dial Up 14.4 kbps yang saat itu sudah luar biasa karena modem yang umumnya dipakai orang masih 9600 bps. Itu sudah jadi barang antik sekarang ini, sayang gak saya simpan, bisa ditaruh di museum teknologi sebenarnya 🙂

Anda yang biasa pakai akses internet cepat seperti Speedy atau DSL, mungkin gak pernah bisa bayangkan rasanya akses internet dengan modem 14.4 kbps. Ini saya bantu agar bisa bayangkan. Sebentar saya hitung….

Speedy dengan download bandwidth up to 384 kbps dibagi 14.4 kbps = 26.7. Jadi kira-kira kecepatan speedy saat ini (ini tahun 2008) adalah 26.7 x dari modem pertama saya itu!

Kalau Anda sekarang browsing dengan speedy dan ngomel karena buka sebuah website butuh 10 detik, coba deh dikali 26.7 = 267 detik atau 4.5 menit! Bisa ditinggal pipis ke toilet, balik, belum selesai loading website itu!

Saat saya mulai belajar develop atau buat website sekitar tahun 1998, modem yang saya gunakan modem dial up 33.6 kbps serasa udah terasa di langit.

Saat itu mimpi, kapan bisa punya akses internet seperti di luar negeri. Jaman itu, buat website musti hitung berapa besar file HTML yang dibuat, berapa besar file image yang dibuat. Pokoknya file dicompress semua agar total 1 page diusahakan tidak melebihi 40 KB. Karena asumsinya page dengan 40 KB akan butuh kurang lebih 10 detik dengan modem dial up 33.6 kbps yang lagi populer saat itu. Pokoknya jelimet deh buat website saat itu!

Orang sekarang yang buat website, saya lihat sudah gak mikir berapa besar 1 page. Lihat saja MySpace, Friendster dan Web 2.0 lainnya, satu page memang dibuat ada puluhan gambar, ada video, ada background warna warni, pokoknya rame deh. Ya jaman berubah. Kalau dulu page seberat gitu, gak akan ada yang buka deh, bisa ditinggal kerja part time, balik baru selesai page di loading ha..ha..

Perkembangan berikutnya adalah modem dial up 56 kbps yang bertahan cukup lama dan tampaknya teknologinya mentok di kecepatan itu.

Selama masa itu, cara perhitungan biaya koneksi internet selalu time-based atau berbasis waktu. Tidak seperti sekarang yang ada volume based dan time based. Jadi dulu kita browsing internet seperti dikejar setoran.

Lihat ada website yang bagus tapi butuh banyak yang dibaca, langsung kita save untuk dibaca kemudian. Setelah selesai buka-buka website yang mau dibaca, kita disconnect dulu modemnya, setelah gak jalan tagihannya, nah baru setelah itu pelan-pelan baca website yang tadi sudah di save ha..ha..ha…

Waktu itu hanya bisa mimpi, alangkah enaknya kalau browsing internet bisa pelan-pelan baca, bisa chat tanpa mikir ada tagihan yang terus berjalan he..he..

Lalu muncul wireless modem yang pasang parabola kecil di atap, bisa sampai 64 kbps, lalu muncul model DSL, lalu modem ADSL seperti yang digunakan Speedy saat ini.

Teknologi mobile internet juga berkembang dari asalnya GPRS ke CDMA yang dipelopori oleh Fren Mobile 8, lalu akhirnya provider handphone jadi berubah dan berlomba menawarkan akses internet yang murah seperti Telkomsel Flash.

Saat ini saya cukup puas menggunakan Telkom Speedy di rumah dan untuk mobile saya pakai Indosat M2 dan kadang-kadang Telkomsel Flash (tips: download paling murah pakai time-based Telkomsel Flash).

Saya memasang Wifi Access Point di rumah sehingga saya bisa browsing internet dengan wifi darimana saja di rumah saya, termasuk di toilet :)) Anda jangan berharap bisa parkir di depan rumah saya dan mendapat bocoran akses wifi internet saya, sudah saya password pastinya he..he..

Dengan kemudahan dan kecepatan akses internet yang sudah bagus dan cukup murah, cara berbisnis, aktifitas dan model bisnis melalui internet menjadi berkembang pesat.

Sesuatu yang sudah saya duga saat masih pakai modem 56 kbps. Forex / Online Trading marak. Internet Marketing mulai berkembang pesat. Orang-orang meeting di cafe yang menyediakan wifi hot spot.

Perusahaan mulai implementasi sistem program backoffice / administrasi nya secara online sehingga mudah diakses oleh seluruh cabangnya dan dapat diakses laporannya secara real time oleh manajemen kapan saja dan dimana saja. Keputusan bisa lebih cepat diambil sehingga lebih unggul dibanding kompetitor.

Jaman sudah berubah, cara berbisnis sudah sewajarnya berubah. Apakah Anda sudah bersiap diri menghadapi perubahan ini?

Jika paradigma / cara pandang dan cara berpikir tidak mengikuti perkembangan jaman, siap-siap saja menjadi tikus yang kehilangan keju seperti di buku Who Moved My Cheese sehingga jadi stress, frustasi dan putus asa.

Jangan sampai hal itu terjadi pada diri Anda. Let’s be prepared with the changes!